Kewaspadaan Leptospirosis
Kewaspadaan Leptospirosis
Apakah Anda pernah mendengar penyakit Leptospirosis? Mungkin Anda jarang mendengar nama penyakit Leptospirosis, tetapi pernahkan Anda mendengar penyakit kencing tikus? Penyakit Leptospirosis lebih dikenal di masyarakat sebagai penyakit kencing tikus karena cara penularannya melalui kencing atau kotoran tikus. Penyakit Leptospirosis merupakan penyakit yang sudah lama ada di Indonesia. Kasus penyakit Leptospirosis di Kabupaten Kebumen paling tinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 87 kasus dengan 10 kematian. Penyakit Leptospirosis meningkat lagi pada sejumlah 23 kasus pada tahun 2021 dan 34 kasus sampai Bulan Agustus 2022 ini. Jumlah kasus sakit Leptospirosis ini meningkat setelah kejadian banjir. Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya banjir. Setelah banjir, banyak penyakit yang dapat menyerang warga terdampak banjir, salah satunya yaitu penyakit Leptospirosis. Tikus-tikus yang terbawa arus banjir dapat mengeluarkan air kencing yang bercampur dengan air banjir. Genangan air yang mengandung kencing tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau mata dan hidung sehingga penyebabkan sakit Leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira ini paling banyak ditemukan pada tikus walaupun bisa juga ditemukan pada hewan ternak dan peliharaan seperti sapi, kerbau, kambing, domba, anjing, kucing, dan babi. Bakteri Leptosipra dapat hidup selama bertahun-tahun dalam ginjal hewan dan terbawa dalam urin hewan, tetapi hewan yang terinfeksi Leptospirosis tidak menunjukan tanda-tanda penyakit apapun. Cara penularan penyakit Leptospirosis bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi (kotoran, air kencing, darah) dan kontak tidak langsung dengan tanah atau air yang terkontaminasi air kencing hewan yang terinfeksi. Penularan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewa. Biasanya bakteri Leptospira masuk ke tubuh melalui luka/lecet di kulit maupun kulit pecah-pecah. Bakteri dapat juga masuk ke tubuh melalui selaput lendir seperti rongga mulut, hidung, dan mata.